1000 skripsi gratis

Download gratis full skripsi

KAJIAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

1. Proses Belajar Mengajar
Belajar dan mengajar merupakan dua hal yang berbeda bila ditinjau dari yang melakukannya, sebab proses belajar dilakukan oleh siswa/mahasiswa dan mengajar dilakukan oleh guru/dosen. Namun demikian belajar dan mengajar merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Keduanya merupakan kegiatan yang sejalan dan searah, yaitu untuk mencapai hasil belajar sesuai dengan pembelajaran.
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik. Seseorang dikatakan sudah belajar apabila dalam dirinya sudah tercermin tingkah laku yang lebih baik dibanding sebelum dia diajar. Seperti yang dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono (1994:44) bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai proses yang membuat seseorang mengalami perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman yang diperolehnya.
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa dalam belajar diberikan kesempatan seluas-luasnya kepada mahasiswa untuk menguasai konsep materi yang diajarkan dan memiliki keterampilan dalam bidang studi yang dipelajari.
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegitan belajar merupakan kegiatan paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa/mahasiswa sebagai peserta didik. Sebagai peserta didik yang mengalami proses belajar maka harus bersifat aktif sedangkan yang mengajar (guru/dosen) mempunyai tugas untuk mendorong dan membimbing serta memberikan fasilitas belajar bagi siswa/mahasiswa agar dapat mencapai tujuan pendidikan.
2. Pengertian Belajar
Menurut Syah (2006:63) belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bergantung bagaimana cara dan proses belajar peserta didiknya, baik ketika berada di sekolah maupun tatkala berada dirumah.
Oleh karena itu, pemahaman dalam proses belajar sangatlah diperlukan karena apabila terjadi kekeliruan dan ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar akan mengakibatkan ketidak optimalan hasil dari proses belajar tersebut.
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah proses dimana seseorang mentransferkan berbagai bentuk informasi yang terdapat dalam buku kedalam memori atau ingatan mereka. Padahal makna belajar tidak hanya fokus pada hal tersebut.
Menurut Gagne dalam Sagala (2003:13) belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah sebagai akibat dari pengalaman. Jadi, belajar merupakan proses yang berkesinambungan dan terus berlanjut yang akan merubah pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang. Menurut Syah (2006:68) mendefinisikan belajar secara kualitatif merupakan suatu proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling seorang pelajar.
Menurut Skinner dalam Sagala (2003:14) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Belajar juga dipahami sebagai suatu prilaku, pada saat belajar, maka responnya akan menjadi lebih baik
Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang sangat menunjang bagi kelancaran dalam proses pembelajaran karena pencapaian tujuan belajar dapat dilihat dari keseriusan peserta didik dalam belajar yang tercermin pada hasil belajar yang diperolehnya pada akhir semester
Dari definisi yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang fundamental dalam diri organisme dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan yang diperoleh melalui proses adaptasi prilaku dan tingkah laku individu berlangsung secara progresif yang diperolehnya melalui lingkungan di sekitarnya sehingga peserta didik dapat mengambil setiap makna dan pemahamannya dari setiap kegiatan yang ia amati maupun yang ia lakukan.
3. Evaluasi Pendidikan, Tingkat Penguasaan Kompetensi dan Tingkat Kesukaran Alat Pengukur
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia (2003:9 dan 2005:4) memuat tentang evaluasi pendidikan yaitu berupa kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
Dari pengertian di atas, salah satu bentuk dari evaluasi pendidikan adalah penetapan mutu pendidikan. Berkenaan dengan mutu pendidikan ini, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia (2005) dalam Bab II Pasal 2 ayat 3 mengemukakan bahwa untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi akreditasi dan sertifikasi.
Dalam hubungannya dengan evaluasi akreditasi dijelaskan adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003:9). Hal ini menunjukkan bahwa akreditasi dari suatu program pendidikan merupakan salah satu bentuk dari evaluasi pendidikan secara eksternal.
Selanjutnya, mutu pendidikan suatu program tentu tidak hanya cukup ditentukan oleh evaluasi eksternal oleh BAN PT, tetapi setiap program

Full Download

MAKNA HIDUP PADA PEKERJA SEKS KOMERSIAL

Latar Belakang Masalah
Dalam era pembangunan tidak dapat dipungkiri bahwa kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru, dan teknologi baru dari anggota masyarakatnya. Untuk mencapai hal itu maka sikap dan perilaku kreatif perlu dipupuk sejak dini, agar peserta didik kelak tidak hanya menjadi konsumen pengetahuan, tetapi mampu menghasilkan pengetahuan baru, tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi mampu menciptakan pekerjaan baru (Munandar, 1999, h. 46).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jellen dari Universitas Utah Amerika Serikat dan Urban dari Universitas Hannover Jerman pada Agustus 1987 terhadap anak-anak berusia 10 tahun (dengan sampel 50 anak-anak di Jakarta), menunjukkan bahwa tingkat kreativitas anak-anak Indonesia terendah di antara anak-anak seusianya dari 8 negara lainnya (Djunaedi, 2005).
Hasil observasi peneliti terhadap salah satu SD Negeri di Salatiga yang akan menjadi subyek dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa kreativitas siswa di SD tersebut kurang. Hal ini terlihat ketika guru memberi soal-soal IPS misalnya, siswa mengerjakannya persis sama dengan cara yang ada dibuku (teks book), siswa jarang mencoba mencari cara yang lain. Ketika diberi tugas untuk mengarang bebas, kebanyakan siswa mengarang dengan tema yang sama, begitu juga dengan tugas menggambar. Dalam diskusi atau kerja kelompok biasanya hanya beberapa siswa yang aktif, sedangkan siswa yang lain hanya mengikuti saja, jarang ada siswa yang mengajukan pertanyaan atau mencoba mengutarakan pendapatnya.
Drevdahl (dalam Diana,1999, h.7) mengungkapkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk mencipta karangan, hasil atau ide-ide baru yang sebelumnya tidak dikenal oleh pencipta. Kemampuan ini merupakan aktivitas imajinatif atau berpikir sintesis, yang hasilnya merupakan pembentukan kombinasi dari informasi yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman sebelumnya menjadi hal yang baru, berarti, dan bermanfaat.
Di sekolah, keunikan dari pikiran dan ungkapan anak sering kurang mendapat perhatian, anak lebih banyak diharapkan menerima informasi yang diberikan oleh guru, menghafalnya, dan mereproduksinya. Ketika anak dapat mengulang apa yang diajarkan guru dengan tepat, maka anak akan mendapat nilai yang baik. Dalam pendidikan massal keunikan ungkapan individu kurang dihargai, tidak mengherankan jika hasil penelitian menunjukkan bahwa begitu anak masuk kelas satu SD kreativitasnya cenderung menurun (Munandar, 2000, h.390-394).
Kreativitas akan tumbuh dan berkembang dengan baik apabila lingkungan keluarga, masyarakat, maupun lingkungan sekolah turut menunjang dalam mengekspresikan kreativitas. Lehman (dalam Hawadi, 2001, h.27) menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi kreativitas yaitu lingkungan, sosial ekonomi, dan kurangnya waktu bebas. Faktor lingkungan adalah faktor yang lebih berpengaruh terhadap munculnya ekspresi kreativitas, baik itu lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah. Rumah dapat dianggap sebagai lingkungan pertama yang membangkitkan kemampuan ilmiah anak untuk bersikap kreatif, oleh sebab itu orang tua harus mendukung anak untuk mengembangkan kreativitasnya.
Guru adalah tokoh yang paling utama dalam membimbing anak dan orang yang paling bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas di sekolah, termasuk dalam usaha untuk meningkatkan kreativitas. Namun, sistem pengajaran yang dilakukan oleh guru lebih menekankan pada penyampaian informasi faktual dan pengembangan penalaran yaitu pemikiran logis menuju pencapaian satu jawaban yang benar atau paling tepat, cara penemuan jawaban benar sering pula sudah ditentukan oleh guru.
Dengan demikian pemikiran kreatif, yaitu kemampuan untuk melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang dan mampu memberikan macam-macam kemungkinan jawaban secara lancar, fleksibel, dan orisinal, kurang dirangsang (Munandar, 1999, h.14).
Kreativitas anak di sekolah dapat meningkat apabila guru lebih bersikap demokratis dalam mengajar yaitu guru menghargai kemampuan anak, memberi kesempatan anak untuk mengembangkan potensi dan mengungkap-kan gagasan-gagasannya, serta memperbolehkan anak menjajaki beberapa cara untuk memecahkan berbagai persoalan. Winkel (2004) menyebutnya dengan istilah gaya mengajar secara demokratis. Hal inilah yang ingin diteliti lebih jauh oleh peneliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan optimal dari kemampuan berpikir kreatif berhubungan erat dengan cara mengajar. Dalam suasana demokratis, ketika belajar atas prakarsa sendiri dapat berkembang, karena guru menaruh kepercayaan terhadap kemampuan anak untuk berpikir dan berani mengemukakan gagasan baru dan ketika anak diberi kesempatan untuk bekerja sesuai dengan minat dan kebutuhannya, dalam suasana inilah kemampuan kreatif dapat tumbuh dengan subur (Munandar, 2004, h.12).
Mendidik anak secara demokratis dapat meningkatkan kreativitas, dimana guru dapat berperan aktif menciptakan suasana yang mendukung kreativitas anak melalui sikap menghargai dan menghormati keberadaan anak sebagai individu, menerima anak sebagaimana adanya, dan menjauhi sikap otoriter yang tidak memberi kebebasan pada anak untuk menuangkan ide-ide kreatifnya. Cara lain yang efektif adalah dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan terbuka yang menimbulkan minat dan merangsang rasa ingin tahu, serta mendorong untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan sendiri terhadap suatu masalah. Biasanya dalam proses belajar mengajar, guru mengajukan pertanyaan kepada anak tapi jarang mengajak anak untuk mengajukan pertanyaan (Munandar, 2000, h.390-394).
Sebagai fasilitator guru memberikan kemudahan dan sebagai motivator guru mendorong siswa untuk mengembangkan prakarsa dalam menjajaki tugas-tugas baru. Guru tidak cepat memberikan kritik, tetapi memberikan dukungan dan rangsangan bila diperlukan. Guru hendaknya bersifat terbuka terhadap gagasan siswa-siswanya, termasuk gagasan-gagasan yang baru atau luar biasa. Setiap anak hendaknya merasa bebas mengungkapkan gagasan-gagasan yang tidak lazim, pendapat yang agak tidak masuk akal, dan ide-ide yang orisinal. Oleh karena itu, sangatlah penting guru mendorong proses pemikiran, tidak hanya mengenai data yang sudah ada, tetapi juga mengenai kemungkinan-kemungkinan yang terbuka, merangsang daya imajinasi, dan kreativitas (Munandar, 2000, h.390-394).

Full Download

PERBEDAAN HASIL MENTAL IMAGERY ANTARA SUAMI DAN ISTRI MENGENAI DAMPAK PERCERAIAN

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perkawinan adalah dipersatukannya dua pribadi dalam suatu ikatan formal melalui catatan sipil dan juga diabadikan di hadapan Tuhan sesuai dengan agama yang disetujui kedua belah pihak. Kedua pribadi ini masing-masing memiliki karakter, keinginan dan tujuan hidup. Dalam pernikahan, dua orang menjadi satu kesatuan yang saling berdampingan, dan membutuhkan dukungan. Saling melayani yang diwujudkan dalam hidup berbagi (share living), karena pernikahan merupakan ikatan yang bersifat permanent, yang diperlukan bagi kesejahteraan dan rasa aman keluarga.
Perkawinan merupakan bertemunya dua manusia yang berbeda dalam hal karakter, kepribadian, prinsip dan tujuan hidup, serta keinginan dan harapannya, maka dalam perjalanan pernikahan itu sendiri akan sulit menemukan jalan lurus tanpa belokan-belokan dan hambatan-hambatan dan kelokan-kelokan tajam yang akan membuat orang yang menempuhnya selalu waspada. Perbedaan-perbedaan inilah yang sering menjadi pangkal sebab dan salah paham yang mengganggu ketenangan dan suasana aman dalam keluarga. Perkawinan harus dipandang sebagai suatu tugas bagi kedua orang. Perlu menerima kenyataan bahwa dengan kesungguhan berupaya akan dapat mengatur hidup agar sejahtera dan bahagia. Cinta harus dipupuk sehingga bertambah kuat. Perlu keyakinan diri dan percaya akan pasangannya. Perlu kesiapan untuk berupaya terus menerus menjadikan pernikahan sebagai suatu pengalaman indah dan saling memperkaya. Perkawinan banyak ditentukan oleh tekad baik kedua orang yang akan membentuk dan menciptakan pernikahan yang baik dan harmonis.
Undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan menyatakan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dari batasan ini jelaslah bahwa tujuan perkawinan bukanlah kebahagiaan tetapi kesatuan, dengan adanya ikatan lahir batin antara suami istri dalam membentuk keluarga. Untuk itu suami-istri perlu saling membantu dan melengkapi agar masing-masing dapat mengembangkan kepribadiannya mencapai kesejahteraan spiritual dan material. Tanpa adanya kesatuan tujuan di dalam keluarga, dan tanpa adanya kesadaran bahwa tujuan itu harus dicapai bersama-sama, maka dapat dibayangkan bahwa keluarga itu akan mudah mengalami hambatan-hambatan, yang akhirnya akan dapat menuju keretakan keluarga yang dapat berakibat lebih jauh. Tujuan perkawinan merupakan hal yang sangat penting untuk ditanamkan pada masing-masing pihak, yaitu suami dan istri. Tujuan yang sama harus benar-benar diresapi oleh anggota pasangan dan harus disadari bahwa tujuan itu akan dicapai secara bersama-sama, bukan hanya oleh istri saja atau suami saja.
Pada umumnya dalam perkawinan peran suami dan istri sudah diatur sedemikian rupa, sehingga peran istri adalah memberikan keturunan, lebih banyak berhubungan dengan anak (mengasuh dan membesarkan anak) dan mempunyai kesibukan rumah tangga di dalam rumah. Sebaliknya suami atau ayah memberikan rasa aman, status, dukungan ekonomi (pencari nafkah) dan banyak melakukan aktifitas di luar rumah. Selain itu peran suami juga bertanggung jawab, aktif dan terlibat dalam pengasuhan anak-anaknya. Menurut hukum Islam peran suami sebagai kepala rumah tangga, dan peran istri adalah sebagai ibu rumah tangga, namun bukan berarti sebagai kepala rumah tangga suami bersikap semena-mena pada istri.
Adanya masalah dalam perkawinan merupakan alasan perceraian yang umum diajukan oleh pasangan suami istri. Alasan tersebut kerap diajukan apabila kedua pasangan atau salah satunya merasakan ketimpangan dalam perkawinan yang sulit diatasi sehingga mendorong mereka untuk mempertimbangkan perceraian. Masalah-masalah yang biasa timbul dalam perkawinan adalah kurangnya keintiman secara seksual, meledak ketika terlibat perdebatan sehingga menjadi terlalu terbawa emosi, bersikap mementingkan diri sendiri, berlaku tidak jujur pada pasangan, tidak ada saling menghargai sesama pasangan, dan kurangnya perhatian terhadap pasangan.
Perceraian di masa sekarang ini tampaknya telah menjadi suatu fenomena yang umum di masyarakat, karena situasi dan kondisi masyarakat saat ini juga telah berubah, berbeda jauh dengan kondisi masyarakat sebelumnya. Kurangnya aturan-aturan hukum yang membatasi kemungkinan terjadinya perceraian, kurang adanya penolakan dari agama-agama terhadap proses perceraian, dan mulai hilangnya stigma sosial untuk mereka yang bercerai, merupakan kondisi-kondisi yang mendorong meningkatnya angka perceraian dimasyarakat. Menurut Gottman (dalam Bachtiar, 2004) , momok perceraian tersebut akan terwujud jika masing-masing selalu melakukan kritik yang intinya menyalahkan pasangan, penghinaan, pembelaan diri, dan membangun tembok-tembok pembatas untuk tidak berhubungan lagi.
Tabel 1
Jumlah Perceraian di Surabaya
Tahun 2000 - 2005
Tahun Cerai (%)
2000 0,85
2001 1,25
2002 0,80
2003 10,99
2004 12,49
2005 21,60
Sumber: Kantor Dep. AGAMA kota Surabaya
Biro Pusat Statistik Surabaya

Angka perceraian di Surabaya pada tahun 2005 mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2004 dan tahun 2003. Angka cerai pada tahun 2005 bertambah menjadi 2.160 perkara. Berdasarkan data dari Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Surabaya pada tahun 2004 angka perceraian sebesar 1.249 perkara dan tahun 2003 sebesar 1.099 perkara. Pada tahun 2006 periode Januari - November sebanyak 2.302 kasus cerai yang masuk ke Pengadilan Agama Surabaya.

Full Download

PERANAN PENYIDIK DALAM MEMBANTU PENYELESAIAN TINDAK PIDANA NARKOBA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan
Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka kualitas sumber daya manusia Indonesia sebagai salah satu modal Pembangunan nasional perlu ditingkatkan secara terus menerus termasuk derajat kesehatannya.
Peningkatan derajat kesehatan sumber daya manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat perlu dilakukan upaya peningkatan dibidang pengobatan dan pelayanan kesehatan, antara lain pada satu sisi dengan mengusahakan ketersediaan narkotika dan obat-obatan jenis tertentu yang sangat dibutuhkan sebagai obat-obatan untuk kesehatan, juga digunakan untuk percobaan dan penelitian yang diselenggarakan pemerintah dalam rangka kepentingan ilmu pengetahuan dan mendapat ijin dari Menteri Kesehatan.
Pada era globalisasi ini masyarakat lambat laun berkembang, dimana perkembangan itu selalu diikuti proses penyesuaian diri yang kadang-kadang proses tersebut terjadi secara tidak seimbang. Dengan kata lain, pelanggaran terhadap norma-norma tersebut semakin sering terjadi dan kejahatan semakin bertambah, baik jenis maupun bentuk polanya semakin kompleks. Perkembangan masyarakat itu disebabkan karena ilmu pengetahuan dan pola pikir masyarakat yang semakin maju

Dan masyarakat berusaha mengadakan pembaharuan-pembaharuan di segala bidang. Namun kemajuan teknologi tidak selalu berdampak positif, bahkan ada kalanya berdampak negatif. Maksudnya adalah dengan kemajuan teknologi juga ada peningkatan masalah kejahatan dengan menggunakan modus operandi yang canggih. Hal tersebut merupakan tantangan bagi aparat penegak hukum untuk mampu menciptakan penanggulangannya, khususnya dalam kasus narkotika dan obat-obatan terlarang.
Akhir-akhir ini kejahatan narkotika dan obat-obatan terlarang telah bersifat transnasional yang dilakukan dengan modus operandi yang tinggi dan teknologi yang canggih, aparat penegak hukum di harapkan mampu mencegah dan menanggulangi kejahatan tersebut guna meningkatkan moralitas dan kualitas sumber daya manusia di Indonesia khususnya bagi generasi penerus bangsa.
Diantara aparat penegak hukum yang juga mempunyai peran penting terhadap adanya kasus tindak pidana narkoba ialah " Penyidik ", dalam hal ini penyidik POLRI, dimana penyidik diharapkan mampu membantu proses penyelesaian terhadap kasus pelanggaran tindak pidana narkoba.
Dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika dan Undang-Undang No. 5 tahun 1997 tentang psikotropika didalamnya diatur sanksi hukumnya, serta hal-hal yang diperbolehkan, dengan dikeluarkanya Undang-Undang tersebut, maka penyidik diharapkan mampu membantu proses penyelesaian perkara terhadap seseorang atau lebih yang telah melakukan tindak pidana narkoba dewasa ini.
Efektifitas berlakunya Undang-Undang ini sangatlah tergantung pada seluruh jajaran penegak umum, dalam hal ini seluruh intansi yang terkait langsung, yakni penyidik Polri serta para penegak hukum yang lainnya. Disisi lain hal yang sangat penting adalah perlu adanya kesadaran hukum dari seluruh lapisan masyarakat guna menegakkan kewibawaan hukum dan khususnya terhadap Undang-Undang No. 5 tahun 1997 dan Undang-Undang No. 22 tahun 1997. Maka peran penyidik bersama masyarakat sangatlah penting dalam membantu proses penyelesaian terhadap kasus tindak pidana Narkoba yang semakin marak dewasa ini.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang tersebut di atas , maka penulis ingin mengupas beberapa Permasalahan yang dijadikan obyek di dalam penulisan skripsi ini adalah :
1. Sampai sejauh mana peranan penyidik dalam menjalankan tugas untuk menangani tindak pidana Narkoba?
2. Bagaimana langkah-langkah penyidik dalam mengungkap masalah terhadap seseorang yang melakukan tindak pidana Narkoba?
3. Hambatan-hambatan apa yang ditemui para penyidik dalam penyelesaian terhadap pelaku tindak pidana narkoba ?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan atau penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui serta mempelajari secara lebih mendalam bagaimana peranan penyidik dalam membantu proses penyelesaian kasus tindak pidana Narkoba.
2. Penulis ingin mengetahui bagaimana penjatuhan sanksi terhadap para pelaku dan pengedar narkoba.
3. Penulis ingin mengetahui kendala-kendala apa yang dihadapi oleh penyidik dalam melaksanakan tugasnya tersebut.
4. Penulis ingin mengetahui sejauh mana peranan penyidik didalam membantu proses penyelesaian kasus tindak pidana narkoba yang terjadi didalam masyarakat.

Full Download

PENGARUH TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH TANGGA PADA SUAMI ISTRI DI DESA SELOKBESUKI KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN LUMAJANG

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga sebagai lingkungan pertama yang membentuk pribadi akan memberikan pengaruh besar dalam kehidupan individu saat ini dan kelak. Apabila dalam keluarga kurang memberikan pemenuhan yang seimbang terhadap kebutuhan dan nilai yang memberi cara pandang terhadap individu dalam menjalani kehidupan, maka akan timbul pengaruh yang kurang baik pada kehidupannya kelak.
Pembunuhan, KDRT, perselingkuhan, dan kasus bunuh diri yang kerap kita ketahui dari media masa faktor penyebabnya tidak akan lepas dari keadaan dalam keluarga. Hal ini banyak ditentukan oleh keadaan jiwa individu tersebut dan keadaan keluarga yang menjadi pendorong dalam penyaluran hasrat emosional. Seperti anak yang berumur belasan tahun nekat bunuh diri, ia malu karena tidak mempunyai seragam sekolah. Kasus tersebut mengindikasikan bahwa kurangnya kontrol dan keseimbangan dari kehidupan keluarga, apabila dalam keluarganya terjadi kesinambungan, penanaman moral yang tepat, dan saling pengertian antar anggota keluarga, maka resiko bunuh diri seperti kasus diatas bahkan kasus-kasus yang lain dapat diantisipasi.
Sikap individu dalam menyikapi sesuatu sangatlah penting, dan yang berpengaruh terhadap pembentukan sikap positif ini adalah iklim keluarga yang harmonis. Sikap positif dapat menuntun individu dalam menghadapi masalah dan memecahkan masalah tersebut dengan arif. Dengan adanya sikap ini maka peristiwa pembunuhan dan KDRT, perselingkuhan, dan bunuh diri dapat dicegah.
Kehidupan keluarga penuh tantangan dan tanggung jawab. Di satu sisi jadwal yang padat, pekerjaan diluar maupun dalam rumah, tanggung jawab dan janji, dan sebagainya. Kesemuanya menuntut agar dapat dijalankan dengan mulus. Setiap suami-istri pasti mendambakan kehidupan yang damai, membesarkan anak yang baik dan bermartabat, meraih mimpi-mimpi, meraih kepuasan pribadi, dan tetap menjadi orang tua yang bertanggung jawab. Akhirnya mereka memerlukan keseimbangan dalm menjalankan kehidupan ditengah peran-peran tadi.
Untuk mencapai keseimbangan dalam peran-peran tersebut yang akan membawa terhadap kesuksesan keluarga dimulai dari paradigma yang merupakan peta dalam menjalankan kehidupan. Kita bertanggung jawab atas efektifitas kita sendiri, kebahagiaan kita, dan untuk sebagian besar keadaan kita. Apakah derita atau senang, baik atau buruk, dan sebagainya, kesemuanya didasarkan bagaimana kita merespon keadaan tersebut. Respon yang benar adalah respon yang didsarkan pada prinsip yang hakiki sebagai acuan paradigma kita. Namun kadang kita meluapkan salah satu sisi dari manusia, atau paradigma kita kurang akurat, dengan paradigma yang berpusat pada prinsip maka keutuhan dalam memandang manusia akan terpenuhi.
Paradigma pribadi utuh sanagat dibutuhkan dalam memandang manusia terutama dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Dengan

FullDownload

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II SMU LAB SCHOOL JAKARTA TIMUR

BAB I
PENDAHULUAN


Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah dan pokok bahasan, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

A. Latar belakang masalah
Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa belajar berbagai macam hal.
Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang memuaskan dibutuhkan proses belajar.
Proses belajar yang terjadi pada individu memang merupakan sesuatu yang penting, karena melalui belajar individu mengenal lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya. Menurut Irwanto (1997 :105) belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu. Dengan belajar, siswa dapat mewujudkan cita-cita yang diharapkan.
Belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Begitu juga dengan yang terjadi pada seorang siswa yang mengikuti suatu pendidikan selalu diadakan penilaian dari hasil belajarnya. Penilaian terhadap hasil belajar seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar.
Prestasi belajar menurut Yaspir Gandhi Wirawan dalam Murjono (1996 :178) adalah:
“ Hasil yang dicapai seorang siswa dalam usaha belajarnya sebagaimana dicantumkan di dalam nilai rapornya. Melalui prestasi belajar seorang siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya dalam belajar.”

Proses belajar di sekolah adalah proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh. Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal. Menurut Binet dalam buku Winkel (1997:529) hakikat inteligensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan

Fulldownload

PENGARUH PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA TERHADAP TINGKAT KENAKALAN SISWA

HASIL PENELITIAN

A. Persiapan Penelitian
Penelitian ilmiah merupakan suatu sarana pendukung ilmu pengetahuan. Dalam melakukan suatu penelitian baik kualitatif, kuantitatif maupun eksperimen tentu saja membutuhkan persiapan-persiapan. Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentu saja telah dilakukan persiapan-persiapan sebelum terjun kelapangan, untuk menghindari kendala-kendala dilapangan utamanya masalah-masalah yang bersifat birokratis.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang tentu saja sebelum turun kelapangan peneliti telah mempersiapkan segala sesuatunya seperti tape recorder, kaset, batrei, pena, kertas, dan kamera. Perlengkapan ini sangat membantu peneliti dalam pengambilan data dilapangan. Akan tetapi hal-hal yang tidak bisa dilupakan sebelum terjun kelapangan adalah hal-hal yang bersifat birokratis seperti mengurus ijin penelitian, hal ini merupakan tiket ekspres untuk mendapatkan akses dilokasi penelitian agar kita tidak dianggap mengada-ada dalam melakukan penelitian. Surat ijin penelitian ini pun berfungsi sebagai kartu truf agar suatu saat apabila dipertanyakan dalam ujian kita dapat mempertanggung jawabkannya bahwa kita benar-benar melakukan penelitian tanpa adanya rekayasa.
Sebagai seorang mahasiswa yang baik dan mengikuti aturan kampus, akhirnya peneliti pun mengurus surat ijin penelitian di fakultas psikologi Universitas Proklamasi Yogyakarta dengan harapan penelitian ini bisa berjalan dengan lancar, walaupun sebenarnya tanpa surat ijin penelitian ini peneliti bisa mendapatkan akses ke lokasi penelitian. Setelah segala sesuatu sudah dianggap beres dengan keluarnya karcis ekspres yaitu surat ijin penelitian, akhirnya seminggu kemudian peneliti pun berangkat ke lokasi penelitian yang jaraknya cukup jauh karena berada di seberang pulau. Dari Yogyakarta perjalanan dapat ditempuh dengan jalur laut dengan lama perjalan 1 hari 1 malam lewat Surabaya menuju Makassar tercinta. Sedangkan untuk perjalanan yang ditempuh dengan pesawat terbang dari Surabaya ke Makassar tercinta dapat ditempuh kurang lebuh 1 jam. Untuk perlajalanan melalui jalur darat belum dibuka/ada.
Singkat cerita, setelah peneliti sampai di Makassar dan istirahat sehari, kemudian peneliti mulai membawa surat ijin penelitian tersebut ke kantor Bupati Takalar, akan tetapi setibanya di kantor Bupati bagian pelayanan umum, peneliti akhirnya diarahkan untuk membawa surat penelitian tersebut ke BAPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) sub bagian penelitian. Pada hari itu juga surat ijin penelitian untuk tebusan ke Kecamatan Mangarabombang tempat lokasi penelitian akhirnya selesai walaupun harus menunggu sampai sore karena kepala bidang tersebut tidak ada ditempat. Karena hari sudah mulai sore, akhirnya peneliti pun pulang kerumah untuk istirahat karena untuk membawa surat ijin penelitian ke kecamatan Mangarabombang sudah tidak keburu.
Keesokan harinya peneliti langsung menuju ke kecamatan Mangarabombang dengan harapan semuanya sudah bisa beres dan langsung terjun ke lokasi penelitian. Akan tetapi ternyata Tuhan berkehandak lain dengan memberikan ujian untuk selalu bersabar, karena surat ijin penelitian yang saya bawa dari BAPEDA ditolak oleh bapak Camat yang terhormat dengan alasan untuk penelitian-penelitian dari kampus misalnya skripsi atau tesis itu di urus di Kantor Dinas Kesejahteraan Sosial dan Kesatuan Bangsa. Pak Camat berdalih bahwa surat penelitian yang dikeluarkan oleh BAPEDA diperuntukkan bagi proyek-proyek penelitian yang didanai. Akhirnya dengan lunglai peneliti pun berjalan keluar dari kantor Camat ke tempat parkir kendaraan, tentu saja dengan rasa kesal dan kecewa akibat birokrasi yang tanpa kompromi dan kejam. Dengan pikiran yang melayang entah kemana, Peneliti pun akhirnya menuju ke kantor Dinas Kesejahteraan Sosial, akan tetapi lagi-lagi Allah memberikan cobaan karena kepala kantornya tidak ada ditempat, menurut stafnya lagi keluar kota dan dalam dua hari baru pulang. Lengkaplah sudah penderitaanku karena kekecewaan akibat birokrasi yang berbelit-belit. Peneliti pun memutuskan untuk menelpon KADIS KESBANG untuk menanyakan ada dimana dan kapan pulangnya. Tentu saja peneliti berani menelpon karena sudah kenal dengan beliau. Akhirnya pak KADIS pun membuat janji dengan peneliti untuk ketemu dikantor setelah pulang dari perjalanan dinas.


Full Download

OBEDIENCE, COMPLIANCE, COMFORMITY, ACCEPTANCE MASYARAKAT CIKOANG DALAM PERAYAAN MAUDU’ LOMPOA (STUDI EKSPLORATIF TERHADAP EKSISTENSI KEPEMIMPINAN SAYY

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Cikoang adalah salah satu desa yang terletak di pesisir selatan Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Desa Cikoang merupakan dataran rendah yang berada pada ketinggian 50 meter di atas permukaan laut, dengan luas wilayah 555,49 Ha. Penduduk asli Cikoang adalah suku Makassar. Desa ini dihuni oleh penduduk asli suku Makassar dan kaum Sayyid. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Makassar. Penduduknya mayoritas memeluk agama Islam sebagai keyakinan mereka. Jumlah penduduk sekitar 2444 jiwa dengan 574 kepala keluarga. Mata pencarian utama masyarakat Cikoang adalah bercocok tanam, membuat garam, mengelola tambak ikan, dan sebagai nelayan (Pemerintah Desa Cikoang, 2002). Jarak antara Desa Cikoang dengan Ibukota Kecamatan Mangarabombang ± 8 km, dari Ibukota Kabupaten Takalar ± 15 km, dan ke Kotamadya Makassar ± 52 km (Pemerintah Kabupaten Takalar, 2001).
Desa Cikoang mempunyai dua macam iklim yaitu iklim basah dan iklim kering (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Ujung Pandang, 1983/1984). Desa Cikoang termasuk daerah beriklim tropis (kering), hal ini disebabkan letak daerahnya berada di pesisir pantai. Desa Cikoang juga memiliki sebuah sungai yang bermuara ke laut. Masyarakat setempat menyebut sungai itu sesuai dengan nama desa tersebut, yaitu Sungai Cikoang. Di pinggir sungai inilah setiap tahun masyarakat Cikoang memuja dan mengagungkan Nabi Muhammad SAW yang dikenal sebagai ritual agama Maudu’ Lompoa .
Maudu’ Lompoa adalah upacara yang dilaksanakan sekali setahun pada setiap Rabiul Awal (12 Rabiul Awal) untuk memperingati hari kelahiran nabi Besar Muhammad SAW atau biasa juga disebut sebagai Maulid Nabi (Saleh, 1996). Sebenarnya peringatan maulid nabi juga dilaksanakan oleh seluruh warga diberbagai daerah di Sulawesi Selatan, akan tetapi pelaksanaan Maudu’ Lompoa yang dilaksanakan di Cikoang kabupaten Takalar ini, memiliki keunikan tersendiri.
Keunikan upacara maulid di daerah Cikoang tidak hanya sekedar perayaan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, akan tetapi mengandung makna yang lebih dalam yaitu tentang falsafah hidup yang erat kaitannya dengan kejadian alam semesta dan permulaan penciptaan roh manusia atau lebih dikenal dengan konsep Nur Muhammad (Saleh, 1996). Selain perayaan Maudu’ Lompoa dilaksanakan dengan besar-besaran yang tidak hanya dihadiri oleh komunitas sayyid yang ada di Cikoang akan tetapi juga dihadiri oleh sayyid-sayyid yang ada diluar daerah (Yuliana, 2004). Pelaksanaannya pun menelan biaya yang tidak sedikit, karena berbagai aksesoris atau perlengkapan dalam pelaksanaan perayaan maulid harus dipersiapkan oleh masing-masing keluarga. Seperti yang dikatakan oleh Saleh (1996) bahwa upacara pelaksanaan Maudu’ Lompoa mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Cikoang. Apalagi masyarakat Cikoang mayoritas adalah petani dan nelayan yang memiliki tingkat ekonomi yang cukup rendah.
Hadirnya perayaan Maudu’ Lompoa, erat kaitannya dengan figur seorang ulama Aceh bernama Sayyid Jalaluddin, yang telah berjasa meneruskan ajaran agama Islam di Cikoang. Masyarakat Cikoang mengenalnya sebagai anak dari Sayyid Muhammad Wahid Al-Aidid (Al-Aidid, 2003). Ulama ini berada di Aceh pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam. Sayyid Jalaluddin adalah keturunan Arab Hadramaut Arab Selatan dan masih terhitung sebagai itrah ahlulbait atau keturunan anak cucu Nabi Muhammad SAW yang ke-27 (Baharuddin, 2001). Ia kemudian menikah dengan seorang putri bangsawan Makassar dari kerajaan Gowa bernama I Acara Daeng Tamami. Selanjutnya Sayyid Jalaluddin menetap di Cikoang guna memantapkan ajaran Islam.
Kedatangan Sayyid Jalaluddin merupakan cikal bakal muculnya keturunan-keturunan sayyid di Cokoang. Dalam status sosial di lingkungan masyarakat Cikoang, kaum Sayyid adalah golongan masyarakat tertinggi di antara anggota masyarakat lainnya. Mereka dipandang sebagai keturunan anak cucu Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, bagi kaum Sayyid wajib hukumnya merayakan Maudu’ Lompoa. Kaum Sayyid memiliki pengaruh yang kuat dari sisi kehidupan masyarakat Cikoang, khususnya pada bidang pemerintahan dan keagamaan.
Salah satu pemimpin kaum Sayyid di Cikoang adalah Karaeng Opua (Sayyid Opu). Seluruh aktivitas yang terkait dengan Maudu’ Lompoa dan aturan-aturan adat kaum Sayyid harus diputuskan oleh Karaeng Opua. Kedudukannya diibaratkan sebagai raja yang diagungkan. Kaum Sayyid sangat hormat dan patuh terhadap semua aturan dan perintahnya. Karaeng Opua memiliki penasihat, yaitu para anrong guru. Pola kerukunan, kebersamaan, kegotong-royongan, dan sejumlah aturan yang dibuat Karaeng Opua, dimaksudkan agar Maudu’ Lompoa tetap lestari dan ajaran nenek moyang mereka tetap terpelihara (Yuliana, 2004).
Masyarakat Cikoang sangatlah patuh kepada titah sang raja (Karaeng Opua), karena mereka percaya bahwa Sayyid Opu dan para penasehatnya (anrong guru) akan membawa mereka pada keselamatan di akhirat kelak. Sehingga apapun yang dikatakan oleh Karaeng Opua dan para penasehatnya akan diikuti oleh masyarakat pendukungnya terutama dalam hal pelaksanaan maulid nabi (Maudu’ Lompoa). Sebagaimana yang dikatakan oleh Yuliana (2004) bahwa masyarakat Cikoang tidak ada yang berani melawan ataupun membantah apa yang diperintahkan oleh Karaeng Opua utamanya dalam hal pelaksanaan Maulid Nabi. Masyarakat takut dikeluarkan atau tidak dimasukkan dalam golongan orang-orang yang akan di doakan keselamatannya diakhirat kelak. Hal semacam ini biasa dikenal oleh orng kebanyakan sebagai Tarekat.
Oleh karena itu kepatuhan masyarakat Cikoang terhadap Karaeng Opua dalam hal pelaksanan Maudu’ Lompoa, memiliki alasan-alasan kuat guna keselamatan mereka di akhirat kelak. Penelitian ini pun berusaha mengkaji lebih jauh mengenai kepatuhan masyarakat Cikoang dalam pelaksanaan perayaan Maudu’ Lompoa. Selain itu juga akan dikaji sejauh mana peranan kepemimpinan Sayyid dalam menjaga kepercayaan para pengikutnya utamanya masyarakat Cikoang agar tetap patuh dalam pelaksanaan perayaan Maudu’ Lompoa tersebut.
Bertolak dari permasalahan diatas maka, pertanyaan penelitian yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Apakah yang membuat masyarakat Cikoang begitu antusias dalam melaksakan Maulid (Maudu’ Lompoa) sehingga walau berada di luar daerah sekalipun akan tetap berusaha datang untuk menghadiri dan bahkan berpartisipasi dalam perayaan tersebut ?
b. Mengapa perayaan Maudu’ Lompoa begitu berarti dan bahkan begitu disakralkan oleh masyarakat Cikoang ?
c. Apakah fungsi Sayyid Opu (Karaeng Opua) dan para penasehatnya (Anrong Guru) dalam kehidupan masyarakat Cikoang ?
d. Mengapa Sayyid Opu dan para penasehatnya begitu dipatuhi oleh para pengikutnya atau masyarakat Cikoang ?

B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui lebih jauh mengenai makna dari pelaksanaan Maudu’ Lompoa bagi para pendukungnya atau bagi masyarakat Cikoang, (2) untuk mengetahui sejauh mana fungsi dan peranan Sayyid Opu dan para penasehatnya dalam perayaan Maudu’ Lompoa sehingga masyarakat Cikoang patuh terhadap apa yang dikatakan dan dianjurakannya.

C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis
1. Secara teoritis penelitian ini akan memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi perkembangan psikologi khususnya dalam psikologi sosial sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang tertarik tentang masalah-masalah budaya utamanya dalam hal kepemimpinan sayyid dalam hubungannya dengan kepatuhan masyarakat dalam pelaksanaan perayaan Maudu’ Lompoa di Cikoang Takalar Sulawesi Selatan
2. Secara praktis, dapat dijadikan acuan bagi berbagai pihak yaitu sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat maupun pemerintah setempat dalam menjaga dan melestariakan budaya yang kental dengan nilai-nilai spritual. Sedangkan bagi para tenaga pendidik dapat diajadikan sebagai bahan acuan untuk lebih memperkaya khasanah ilmu pengetahuan mengenai nilai-nilai budaya lokal.


Full Download

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING JAMUR KUPING DENGAN PEMANAS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89C52

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin maju yang segalanya dapat dilakukan dengan peralatan elektronik, sehingga mendorong manusia untuk membuat inovasi baru dalam kehidupan masyarakat, salah satu contohnya Alat Pengering Jamur Kuping. Jamur kuping ini sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, yang mengandung protein dan vitamin yang tinggi walaupun tidak setinggi protein hewani maupun vitamin A tetapi kandungan liboflakin dan thiamin cukup tinggi dan juga kalsium dan fosfornya tinggi sedangkan kolesterolnya rendah.[Nunung Marlina 2001]
Karena melihat jamur kuping ini sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia, maka perlu dimasyarakatkan untuk mengkonsumsi jamur ini yaitu dalam kondisi jamur masih basah dan jamur dalam keadaan kering. Sedangkan untuk menghasilkan jamur kering maka jamur ini harus dikeringkan terlebih dahulu. Ini berguna agar jamur dapat tahan lama. Ada dua cara pengeringan jamur ini yaitu secara konvensional (dengan menjemur di bawah sinar matahari), kedua dengan alat pengering jamur kuping. Pada umumnya produsen mengeluh pada saat musim penghujan karena mereka tidak dapat menghasilkan produksi jamur yang maksimal sehingga kualitasnyapun menurun.[Nunung Marlina 2001]
Dari alasan tersebut, maka kami akan melakukan penelitian yang berjudul “Rancang Bangun Alat Pengering Jamur Kuping Dengan Pemanas Menggunakan Mikrokontroller AT89C52”. Hasil dari suhu tersebut dapat ditampilkan pada rangkaian sevent segment.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan – permasalahan dalam pengontrolan suhu untuk media pengeringan jamur kuping menggunakan mikrokontroler dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Bagaimana mikrokontroler dapat mengontrol system kerja rangkaian pada media pengeringan jamur.
b. Bagaimana cara mengetahui berapa besarnya suhu dalam ruang pemanas.
c. Bagaiman cara meratakan aliran suhu panas dalam ruang pemanas.
I.2.Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Membuat desain alat untuk pengering jamur kuping.
b. Dapat mengeringkan jamur kuping dalam waktu yang singkat.
c. Dapat mengeringkan jamur kuping tanpa harus menggunakan bantuan sinar matahari.

II. Pembuatan Design Alat
II.1. Blok Diagram Peralatan
Perencanaan alat yang dilakukan terdiri dari perencanaan perangkat keras dan perencanaan perangkat lunak. Perencanaan perangkat keras meliputi perencanaan rangkaian sensor suhu, sensor berat, rangkaian ADC 0808, rangkaian mikrokontroler AT89C52, rangkaian display, rangkaian driver pemanas, rangkaian driver kipas dan miniatur oven pemanas. Perancangan pada software akan mengacu pada diagram alir yang akan dibuat.
Blok diagram dari alat pengering jamur dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini. [Moch Ibnu Malik 1997]


Gambar 2.1 Blok Diagram Alat Pengering Jamur

II.2.Perencanaan dan Pembuatan Hardware
1.Rangkaian Sensor Suhu
Sensor suhu yang digunakan dalam perancangan dan pembuatan alat pengering jamur kuping adalah IC LM335. Sensor ini digunakan karena mampu bekerja pada daerah suhu –400C sampai 1000C.
Rangkaian sensor suhu direncanakan mampu mengukur suhu 25 0C (298 0K) sampai suhu 60 0C (333 0K). Dengan berpedoman pada persamaan 2-9, nilai suhu ini oleh sensor suhu LM335 dirubah menjadi tegangan 2,98 volt sampai 3,33 volt. Rangkaian ADC dirancang hanya memproses tegangan analog sampai 3,5 volt, maka penguatan yang dibutuhkan rangkaian penguat differensial adalah :
(2-1)

[Hughes 2001]
Persamaan keluaran rangkaian sensor suhu adalah :
V0 = AF (VIN – VRef) = 10 (VIN – VRef) (2-2)
Dengan :
V0 = Keluaran rangkaian pengkondisi sinyal (V)
AF = Penguatan penguat differensial
VIN = Masukan rangkaian pengkondisi sinyal (V)
VRef = Tegangan referensi penguat differensial sebesar 2,98 V
Persamaan 4-2 akan menghasilkan bentuk rangkaian dalam gambar 4.2.
Penguatan sebesar 10 kali didapatkan dengan mengatur tahanan geser R3. Tahanan geser VR2 diatur sampai mendapatkan 10 kali nilai tahanan R2 atau 100 K. Rangkaian pengikut tegangan digunakan sebagai penyangga (buffer). Tegangan referensi didapatkan dengan cara mengatur tahanan geser VR1 sampai didapatkan tegangan referensi sebesar 2,98 V. Tahanan R1 digunakan untuk membatasi arus yang mengalir melalui IC LM335 yaitu sebesar 400 A sampai 5 mA. Arus yang mengalir pada sensor dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

Full Download

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN DI INSTALASI RAWAT INAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL – FUZZY

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya teknologi kedokteran serta kondisi sosial ekonomi masyarakat, kesadaran tentang pentingnya kesehatan dalam masyarakat semakin meningkat pula. Hal ini mengakibatkan kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas menjadi salah satu kebutuhan dasar, dimana pelayanan jasa kesehatan yang berkualitas sangat diharapkan oleh masyarakat.
Pemerintah telah berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan dengan mendirikan beberapa rumah sakit dan puskesmas di seluruh wilayah Indonesia. Namun, sampai saat ini usaha pemerintah tersebut masih belum dapat memenuhi harapan masyarakat. Banyak anggota masyarakat yang mengeluh dan merasa tidak puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit pemerintah ataupun puskesmas.
Dengan makin banyaknya rumah sakit yang tersebar diseluruh Jombang dan sekitarnya, maka dapat dipastikan ketatnya persaingan diantara rumah sakit untuk merebut konsumen akan terjadi. Tentunya konsumen akan dihadapkan pada banyak pilihan atau alternatif yang ada. Oleh karena itu setiap rumah sakit perlu mengetahui bagaimana mengolah dan mengembangkan kualitas layanannya agar menjadi lebih baik. Salah satunya adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang, yang berlokasi Jl. KH. Wahid Hasyim No. 52 Jombang Jawa Timur yang menyediakan berbagai macam bentuk pelayanan, dan fasilitas, namun hal itu belum cukup memberikan hasil, karena dalam kurun tiga tahun terakhir jumlah pasien rawat inap di RSUD Jombang menurun serta adanya komplain dari pasien tentang pelayanan yang ada. Pasien tersebut komplain karena ketersediaan obat yang disediakan olah pihak rumah sakit kurang begitu lengkap, sehingga pihak pasien harus membeli obat dari luar terlebih dahulu. Hal ini bisa disebabkan karena rumah sakit ini kurang memperhatikan aspek pelayanannya. Bila aspek itu dilupakan, maka RSUD Jombang bisa kehilangan pelanggan lama dan dijauhi calon pelanggan.
Keluhan-keluhan pasien belum dapat dijadikan ukuran untuk melakukan perbaikan. Pihak rumah sakit harus mengetahui terlebih dahulu secara pasti keinginan dan kebutuhan serta sejauhmana kepuasan konsumen terhadap pelayanan yang diberikan rumah sakit selama ini, sehingga dapat diketahui dengan pasti faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya penurunan pasien. Hal ini untuk menghindari kekeliruan dalam melakukan perbaikan akibat adanya perbedaan persepsi antara pihak rumah sakit dan pasien. Keinginan pasien belum tentu sama dengan apa yang dimaksud dan dipahami oleh pihak rumah sakit. Informasi dari pasien tersebut digunakan untuk meningkatkan kualitas jasa / pelayanan dengan menentukan prioritas perbaikan / peningkatan kualitas jasa yang semestinya didahulukan.

Penentuan prioritas perbaikan / peningkatan kualitas jasa diperlukan agar sumber daya dapat dialokasikan dengan baik, sehingga tidak membuang sumber daya untuk melakukan sesuatu yang tidak memberikan keuntungan bagi rumah sakit.
Berawal dari kondisi tersebut di atas, maka perlu diadakan suatu penelitian tingkat kepuasan pasien pengguna jasa pelayanan Instalasi Rawat Inap (IRNA) terhadap kualitas jasa yang diberikan, sehingga tidak timbul suatu gap antara keinginan dan harapan suatu pasien terhadap kualitas layanan yang diterimanya. Adapun pendekatan atau metode yang digunakan adalah dengan menggunakan metode service Quality (Servqual) yang diintegrasikan dengan metode Fuzzy (Triangular Fuzzy Number), sehingga diperoleh hasil yang lebih mampu mengakomodasikan ketidakpastian dan ketidaktepatan dari penilaian sesorang yang bersifat kualitatif / subjektif.

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah tersebut diatas, maka masalah yang dihadapi oleh rumah sakit dapat dirumuskan sebagai berikut :
“Bagaimana upaya RSUD Jombang untuk meningkatkan kualitas jasa / pelayananya sehingga dapat memenuhi kepuasan pasiennya?”.


1.3. Batasan Masalah
Untuk lebih mengarahkan permasalahan yang akan dibahas sehingga tercapai tujuan yang , maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada :
1 . Kuisoner dibagikan kepada pasien yang pernah dirawat di Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSUD Jombang.
2 . Hasil penelitian nantinya tidak digunakan untuk merumuskan strategi pemasaran secara langsung, tapi hanya sebagai masukan bagi RSUD Jombang untuk peningkatan kualitas layanan nantinya.

1.4. Asumsi
Adapun asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1 . Responden mampu berpikir secara logis atau rasional dalam menjawab pertanyaan kuisioner dan responden bersikap netral dalam memberikan penilaian terhadap kualitas pelayanan Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSUD Jombang.
2 . Semua data yang didapat dari kuisioner yang disebarkan dapat mewakili pendapat dan diisi dengan sebenar-benarnya oleh responden.
3 . Informasi yang diperoleh dari rumah sakit dianggap benar

1.5. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian tugas akhir ini, terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai yaitu :
1 . Menganalisa kualitas jasa / pelayanan Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSUD Jombang agar diketahui atribut-atribut apa saja yang menjadi penyebab ketidakpuasan pasien sehingga berakibat terjadinya penurunan jumlah pasien.
2 . Menentukan strategi perbaikan untuk meningkatkan kualitas pelayanan Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSUD Jombang.

1.6. Manfaat Penelitaian
Adapun menfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian tugas akhir ini baik bagi peneliti maupun bagi pihak rumah sakit antara lain meliputi :
1 . Bagi Rumah Sakit umum Daerah (RSUD) Jombang
a. Memberikan informasi kepada pihak RSUD Jombang tentang kualitas jasa transportasi yang diberikan kepada pasien selama ini
b. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak rumah sakit untuk meningkatkan kualitas jasanya sehingga dapat meningkatkan kepuasan terhadap konsumennya.
2 . Bagi UPN “Veteran” Jawa Timur
a. Menambah koleksi buku referensi yang ada di Perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
b. Menjadi acuan bagi mahasiswa lain untuk menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya mengenai analisa tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan metode Servqual-Fuzzy.
3 . Bagi Mahasiswa / Peneliti
a. Mengetahui kualitas pelayanan / jasa Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSUD Jombang
b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan rumah sakit.
c. Dapat menggunakan metode Servqual-Fuzzy untuk melakukan penilaian dan menganalisa kualitas jasa / pelayanan Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSUD Jombang
d. Menambah wawasan dan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu-ilmu Teknik Industri dalam memecahkan masalah riil dalam dunia industri.
4 . Bagi Pasien RSUD Jombang
Memberikan masukan kepada pasien berupa penilaian terhadap kualitas jasa yang mereka terima sehingga dapat memperoleh pelayanan yang lebih baik dari sebelumnya.


1.7. Sistematika Penelitian
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini antara lain :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan mengenai apa yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian serta permasalahan apa yang akan diteliti dan dibahas. Selain itu juga diuraikan tujuan penelitian dan manfaat yang akan diperoleh dari hasil penelitian serta batasan dan asumsi yang digunakan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi teori yang diambil dari beberapa literature yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian. Teori-teori tersebut menjadi acuan atau pedoman dalam melakukan langkah-langkah penelitian agar benar-benar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi rincian atau urutan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk memecahkan permasalahan. Urutan langkah yang telah ditetapkan tersebut merupakan suatu kerangka yang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan penelitian.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi kumpulan data-data primer yang diperlukan untuk menganalisa permasalahan yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuisioner. Pengolahan data dilakukan sesuai dengan metodologi penelitian yang telah ditetapkan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisa dan interpretasi data sehingga dapat memberikan beberapa rekomendasi atau saran yang berkaitan dengan upaya peningkatan kepuasan pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


Full Download

PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI BURUH ANGKUT DENGAN ANALISA DENYUT JANTUNG

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
PR. Gedung Biru bergerak dibidang produksi rokok. Dengan persaingan yang cukup ketat sekarang ini, setiap pelaku bisnis ingin memenangkan kompetisi dalam dunia bisnis. Salah satunya dengan cara memberikan perhatian penuh terhadap produk yang mereka hasilkan. Dan tentu saja hal itu tidak terlepas dari kualitas karyawan yang dimiliki perusahaan tersebut.
Saat ini masih banyak perusahaan yang mengabaikan pentingnya kesehatan dan kenyamanan kerja karyawan disamping sarana dan fasilitas yang mereka sediakan. Ternyata dengan memberi jaminan kesehatan dan keselamatan kerja saja belum mencukupi. Karena disisi lain karyawan masih mempunyai resiko terserang penyakit atau terganggu kesehatannya di masa pensiun mereka.
Dalam hal ini peneliti mengamati mengenai masalah jumlah kalori yang dibutuhkan karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Terutama bagi karyawan buruh angkut, yang kebanyakan menggunakankan otot mereka dalam bekerja. Dilihat dari jenis pekerjaannya, sudah pasti mereka membutuhkan kalori yang cukup banyak. Dengan tanpa disadari bahwa karena ketidak seimbangan antara konsumsi dan kebutuhan enersi dapat mengakibatkan penurunan produktivitas pekerja, selain juga penurunan berat badan dan kerusakan jaringan tubuh. Energi yang dikonsumsikan pada saat seseorang bekerja merupakan suatu faktor yang kurang diperhatikan, karena dianggap kurang penting bila dikaitkan dengan performansi yang ditunjukkannya. Padahal penggunaan energi dalam jumlah besar dalam waktu yang lama dapat menimbulkan kelelahan fisik. Akan tetapi akan lebih berbahaya apabila kelelahan menimpa pada mental manusia, karena hal ini akan memberikan kontribusi pada kesalahan-kesalahan kerja yang serius.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka perlu dilakukan suatu analisa guna menentukan kalori yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Media yang digunakan dalam pengukuran kalori ini adalah detak jantung dari buruh angkut tersebut.

Full Download

PENGEMBANGAN PRODUK KONSUMEN DENGAN FOKUS KEBUTUHAN PELANGGAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
CV Balqis Queen, salah satu produsen sabun mandi, harus menghadapi persaingan yang ketat. Kuatnya produk lama bertahan di pasar dan munculnya merk-merk produk atau varian baru di pasaran menjadi salah satu indikatornya. Berdasar data dari badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM) dalam rentang empat bulan, dari bulan Januari sampai dengan April 2005, telah dikeluarkan lima puluh satu ijin edar baru untuk produk sabun mandi (POM,2005). Kenyataan ini berdampak pada iklim persaingan yang kompetitif.
Menghadapi persaingan yang semakin ketat, maka CV Balqis Queen memerlukan strategi agar bisa bertahan. Salah satu strategi persaingan adalah dengan mengembangkan produk (Ulrich,2001). Dalam melakukan pengembangan produk harus berfokus pada pelanggan karena apapun yang dilakukan manajemen tidak akan ada gunanya bila tidak berdampak pada peningkatan kepuasan pelanggan (Tjiptono,2002). Oleh karena itu, pengembangan produk dengan fokus kebutuhan pelanggan akan menjadi salah satu strategi untuk memenangkan persaingan.
Pengembangan produk sebaiknya menggunakan metode yang terstruktur (Ulrich,2001). Pengembangan produk harus diawali dengan identifikasi kebutuhan pelanggan (Ulrich,2001). Proses identifikasi kebutuhan pelanggan bertujuan untuk mengetahui atribut-atribut yang penting dan berhubungan dengan kepuasan pelanggan sebagai dasar dalam langkah pengembangan produk selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1. Perlu diketahui apa saja atribut-atribut yang harus diperhatikan karena berkaitan langsung dengan kebutuhan dan kepuasaan pelanggan produk sabun mandi.
2. Perlunya mengetahui tingkat kepentingan dan kepuasan dari masing-masing atribut bagi pelanggan
3. Perlunya menentukan prioritas atribut yang harus dikembangkan
4. Perlunya perancangan pengembangan produk sabun mandi produksi CV Balqis Queen

1.3 Asumsi dan Batasan Masalah
Batasan yang dipakai dalam penelitian ini adalah :
1. Produk yang akan menjadi bahasan dalam penelitian pengembangan produk ini adalah produk sabun mandi dengan merk Laban jenis Anti Septik.
2. Sampel konsumen untuk pengumpulan data survai konsumen hanya dilakukan di Yogyakarta.
3. Sampel yang diambil adalah orang yang belum pernah menggunakan sabun Laban Antiseptik. Hal ini berkaitan dengan keinginan perusahaan untuk meningkatkan jumlah pelanggan.
4. Penelitian ini dibatasi sampai pada perancangan pengembangan produk.
5. Cakupan atribut kebutuhan konsumen meliputi isi produk, kemasan dan harga. Sedangkan upaya perbaikan yang sampai tahap pengujian hanya yang berkaitan dengan isi produk, sementara untuk atribut lain hanya berupa saran perbaikan.

Asumsi yang digunakan adalah :
1. Asumsi yang digunakan dalam pemakaian metode kuesioner dan wawancara :
a. Subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
b. Apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.
c. Interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.
2. Pada perancangan skala kuesioner terdapat kontinum (variasi data menurut tingkatan) yang nyata.
3. Jumlah populasi tidak diketahui dengan pasti.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian pengembangan produk sabun mandi produksi CV Balqis Queen adalah:
1. Mengetahui atribut-atribut produk sabun mandi yang berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
2. Mengetahui tingkat kepentingan dan kepuasan masing-masing atribut produk bagi pelanggan.
3. Mengetahui prioritas atribut produk yang harus dikembangkan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan pada sabun mandi merk Laban Anti septik.
4. Mendapatkan desain pengembangan produk sabun mandi yang berfokus pada pelanggan.

1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian yang akan dilakukan adalah:
1. Perusahaan akan mengetahui prioritas atribut produk yang harus dikembangkan sehingga dapat dijadikan dasar dalam pembuatan kebijakan pengembangan terhadap produk.
2. Perusahaan akan mendapatkan masukan strategi untuk meningkatkan kepuasaan pelanggan.
3. Perusahaan akan mendapatkan usulan pengembangan produk yang berfokus pada pelanggan.


Full Download

perawatan mesin untuk meningkatkan produktifitas

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ditengah ketidakstabilan perekonomian dan semakin tajamnya persaingan didunia industri , maka merupakan suatu keharusan bagi suatu perusahaan untuklebih meningkatkan efisiensi kegiatan operasinya . Salah satu hal yang mendukung kelancaran kegiatan operasi pada suatu perusahaan adalah kesiapan mesin – mesin produksi dalam melaksanakan tugasnya . untuk mencapai hal itu diperlukan adanya suatu sistem perawatan yang baik .
Kegiatan perawatan mempunyai peranan yang sangat penting , karena selain sebagai pendukung beroperasinya sistem agar lancar sesuai yang dikehendaki , kegiatan perawatan juga dapat meminimalkan biaya atau kerugian – kerugian yang ditimbulkan karena adanya kerusakan mesin . Perawatan dapat dibagi menjadi beberapa macam , tergantung dari dasar yang dipakai untuk menggolongkannya , tetapi pada dasarnya terdapat dua kegiatan pokok dalam perawatan yaitu perawatan preventif yang dimaksud untuk menjaga keadaan peralatan sebelum peralatan itu rusak dan perawatan korektif yang dimaksud untuk memperbaiki peralatan yang rusak .
Suatu mesin terdiri dari berbagai komponen yang mungkin saja sangat vital , sehingga apabila komponen tersebut mengalami kerusakan maka akan mendatangkan kerugian yang sangat besar bagi perusahaan , untuk itu tidak bisa dipungkiri perlunya suatu perencanaan kegiatan perawatan bagi masing – masing mesin produksi untuk memaksimalkan sumberdaya yang ada , tetapi keuntungaan yang akan diperoleh perusahaan dengan lancarnya kegiaatan produksi akan lebih besar .
Dengan melihat kenyataan pentingnya kegiatan perawatan , penelitian ini mencoba untuk mengemukakan analisis penentuan waktu kegiatan perawatan preventif yang tepat bagi masing – masing mesin produksi sesuai keandalannya sehingga dapat meminimalkan biaya perawatan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan . Studi kasus dilakukan pada PT . DUNIA SANDANG ABADI TEXTILE - KARANGAYAR
1.2. Identifikasi Masalah
Kerusakan mesin merupakan salah satu hal yang dapat menghambat jalannya proses produksi . apabila pada proses produksi tersebut digunakan sistem berurutan , maka kerusakan salah satu mesin pada stasiun kerja dapat mempengaruhi jalannya seluruh proses peoduksi . oleh karena itu dibutuhkan suatu rencana perawatan yang tepat bagi setiap mesin sehingga mesin ini dapat bekerja dengan baik . Perencanaan perawatan yang akan dilakukan dapat didasari oleh keandalan dari mesin tersebut , dimana keandalan ( realiability ) didefinisikan sebagai peluang atau probability suatu unit atau sistem berfungsi normal jika digunakan menurut operasi tertentu untuk suatu periode waktu tertentu .
Berdasar uraian diatas maka timbul suatu pertanyaan “Apakah kegiatan yang dilakukan selama ini telah memenuhi keandalan yang dibutuhkan dari mesin tersebut ? “ dan “ apakah perawatan yang dilakukan selama ini sudah optimal ?

1.3. Batasan Masalah
Dalam membahas masalah yang diuraikan diatas , penyusun memberikan beberapa batasan , yaitu :
1. Jenis perawatan yang dilakukan adalah perawatan pencagahan atau preventif .
2. Aspek teknis dalam pelaksanaan kegiatan perawatan tidak termasuk dalam pembahasan .
3. Penelitian dilakukan pada Departemen Weaving pada mesin tenun .
4. Data historis yang ada dianggap cukup untuk mendukung penelitian .
1.4 . Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan alternatif dalam menentukan waktu pelaksanaan kegiatan perawatan preventif , bagi mesin tenun yang dapat meminimalkan biaya perawatan yang dikeluarkan perusahaan .
1.5. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini adalah diperolehnya alternatif kebijakan perawatan bagi mesin tenun sesuai dengan kebutuhan mesin tersebut dan sehingga perawatan yang dilakukan dapat optimal .

1.6. Sistematika Penulisan Laporan
Agar pembahasan dalam laporan kerja praktek ini memenuhi persyaratan maka didalam penulisannya dibagi dalam tahapan – tahapan . sistematika tersebut adalah sebagai berikut :
I. PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah penelitian perumusan masalah , batasan masalah , tujuan penelitian dan manfaat penelitian .
II. LANDASAN TEORI
Dijelaskan tentang hasil penelitian yang berhubungan dengan teori – teori dasar serta hasil – hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya . Kesimpulan bahwa penelitian yang dilakukan tidakmenjiplak hasil penelitian orang lain .
III. METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan langkah penelitian yang akan digunakan , cara pengumpulan dan pembahasan data , pengolahan data .
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisikan data – data yang dikumpulkan yang selanjutnya akan digunakan dalam proses pengolahan dan dianalisis sebagai bahan perumusan alernatif kebijakan yang akan diambil .
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian kemudian disimpulkan yang ditulis secara singkat hasil yang diperoleh dari penelitian ini . kemudian pemberian saran khususnya untuk kelangsungan penelitian yang akan datang .

Full Download

TINJAUAN PEMISAH ARAH PERMANEN TERHADAP ARUS LALU LINTAS

B A B I

P E N D A H U L U A N


UMUM
Dengan semakin majunya perkembangan pembangunan saat ini, kebutuhan akan penggunaan jalan amatlah penting. Baik untuk masyarakat yang berada di perkotaan maupun di pedesaan, terlebih dalam pemenuhan perekonomian masyarakat itu sendiri yang nantinya diharapkan dapat menciptakan keselarasan dan kesejahteraan masyarakat sehingga negara kita dapat maju dan dapat tercapainya tujuan pembangunan itu sendiri.
Seperti diketahui bahwa sekarang ini banyak sekali alat transportasi yang dapat digunakan, namun alat transportasi daratlah yang banyak dan sering digunakan oleh pemakainya. Sekarang ini pengaturan lalu lintas tidak hanya terbatas pada arus lalu lintas saja, tetapi juga dirasakan perlu diketahui hubungan dan akibat dari adanya fasilitas-fasilitas transportasi pada keadaan lingkungan sekitarmya, sehingga akan sesuai dengan apa yang diingini. Menajemen lalu lintas harus dilihat sebagai bagian yang tak terpisahkan dari teknik transportasi dimana jaringan jalan raya merupakan suatu bagian dari system transportasi secara keseluruhan.
Untuk memenuhi hal-hal tersebut, setiap pihak- pihak yang berkaitan sangatlah dituntut kerjasamanya yang baik. Pemerintah telah merencanakan dan meningkatkan prasarana jalan yang sudah ada sedangkan pemakai jalan dituntut untuk menjaga dan memelihara jalan tersebut agar tingkat pelayanan dapat terpenuhi. Selain hal diatas perlu juga fasilitas penunjang, antara lain rambu-rambu lalu lintas, pemisah arah dsb.Pemisah arah (Median) merupakan salah satu fasilitas yang juga berpengaruh pada karakteristik arus lalu lintas. Penempatan median bertujuan untuk memisahkan arus dalam lalu lintas yang berlawanan, sehingga efektifitas jalan dapat ditingkatkan.

1.1 LATAR BELAKANG
Jalan merupakan suatu sarana transportasi yang sangat penting karena dengan jalanlah maka daerah yang satu dapat berhubungan dengan daerah yang lainnya. Untuk menjamin agar jalan dapat memberikan pelayanan sebagaimana yang diharapkan maka selalu diusahakan peningkatan-penigkatan jalan itu. Dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor, hal ini menyebabkan meningkatnya jumlah arus lalu lintas dengan kemampuan jalan yang terbatas.
Keadaan jalan yang macet bukanlah hal yang baru dialami di Kota-kota besar khususnya di Indonesia. Hal ini diutamakan karena bertambahnya keinginan masyarakat untuk menggunakan kendaraan-kendaraan bermotor pribadi untuk memenuhi aktivitas kehidupannya tanpa melihat jauh dampak yang ditimbulkan. Dengan selalu bertambahnya pengguna jalan, terutama pada jam-jam tertentu sehigga menuntut adanya peningkatan kualitas dan kuantitas suatu jalan, untuk itulah perlu adanya penelitian mengenai kapasitas jalan yang ada sehingga dapat dievaluasi dan dianalisa untuk mengantisipasi perkembangan jumlah kendaraan dan perkembangan penduduk khususnya di kota Banjarmasin.
Jalan S.Parman yang ada dikota Banjarmasin merupakan jalan yang cukup vital dengan tipe jalan 4 lajur 2 arah, dimana ada sebagian jalan yang menggunakan pemisah jalan permanen dan ada pula yang tidak menggunakan pemisah jalan. Dengan kondisi jalan yang termasuk kawasan pemukiman, pertokoan, sekolahan, rumah sakit, tempat ibadah, dan sebagainya menyebabkan lalu lintas jalan tersebut mengalami perkembangan sesuai dengan keadaan sekitar jalan tersebut.
Untuk itulah perlu adanya diadakan tinjauan terhadap system lalu lintas yang ada dengan dibuatnya pemisah arah jalan.

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT
Adapun penelitian yang kami lakukan mempunyai maksud untuk meninjau kapasitas pada jalan S.Parman, Mulai dari depan jalan Rumah Sakit Islam hingga Sekolah Madrasyah (Arah luar Kota) sepanjang ± 300 meter setelah adanya pemisah arah permanen. Disamping itu dapat diketahui rasio lalu lintas dan derajat kejenuhan terhadap kapasitas jalan yang ada.
Melalui ini pula hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Berupa informasi tentang kapasitas jalan. Dari hasil penelitian tersebut akan dapat diketahui permasalahan yang ada dan mencari alternatif pemecahan masalah yang dihadapi.
Dari hasil penelitian ini juga diharapkan nantinya dapat memberikan informasi dalam perencanaan transportasi kota pada umumnya dan khususnya perencanaan jalan dalam pusat kota, sehingga dapat diterapkan dalam usaha memaksimalkan jalan yang ada.
Selain itu hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi pihak yang terkait dalam merencanakan transportasi kota.

1.3 PEMBATASAN MASALAH
Daerah atau lokasi yang dijadikan objek penelitian yaitu pada jalan S. Parman Banjarmasin. Untuk mengetahui apakah pemisah arah yang ada dijalan itu sangat berpengaruh terhadap kinerja jalan atau tidak maka perlu adanya peninjauan terhadap median jalan yang sudah ada. Adapun penelitian ini berdasarkan pada ketentuan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, dimana diperlukan data-data pendukung yang didapat melalui survey seperti volume lalu lintas, hambatan samping, geometrik jalan.
Pada pelaksanaan survey yang berhubungan dengan pengumpulan data-data digunakan beberapa asumsi yaitu :
1. Daerah Pengamatan dalam menghitung jumlah volume lalu lintas dan hambatan samping yaitu ± 300 meter.
2. Untuk survey lalu lintas dan hambatan samping diambil pada jam-jam yang mewakili,dimana dianggap pada jam tersebut kuantitas arus lalu lintas dari jalan tersebut meningkat (jam puncak), yaitu :
a. Pagi, antara pukul 07.00 – 09.00 WITA, saat orang memulai aktivitas pekerjaan
b. Siang, antara pukul 12.00 – 14.00 WITA, Saat orang istirahat makan siang
c. Sore, antara pukul 16.00 – 18.00 WITA, saat orang selesai dari aktivitas pekerjaan dan pulang kerumah.
d. Volume lalu lintas rata-rata hasil survey selama satu minggu dimana nanti diharapkan dapat diketahui asumsi hari tersibuk dan jam tersibuk.
e. Untuk volume lalu lintas di sepanjang segmen jalan yang diamati adalah sama.
f. Untuk survey pengukuran lebar jalur efektif dan lebar jalan efektif dianggap sama rata
g. Kinerja yang dihitung hanya pada sampai derajat kejenuhan

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun dalam penulisan tugas akhir ini kami dasarkan pada aturan yang telah ditetapkan oleh panitia tugas akhir tahun 2004 Politeknik Negeri Banjarmasin, dimana isi kami dapat dari hasil pengamatan kami di lapangan dan pula dari literatur-literatur yang ada.
Isi dari penulisan Tugas Akhir ini dimulai dari :
Bab I, bagian-bagiannya yaitu terdiri dari, Latar Belakang, Tujuan dan Manfaat, Pembatasan Masalah, Sistematika Penulisan.
Pada Bab II diuraikan tentang landasan teori, maksudnya yatu hal-hal teori yang ada hubungannya dengan apa yang akan dibahas dalam tugas akhir ini.
Pada Bab III berisikan tentang Metodologi penelitian atau perencanaan. Pada bab ini dijelaskan tentang langkah-langkah dalam melakukan penelitian/perencanaan dan proses penjelasan dalam melakukan penelitian/perencanaan.
Bab IV merupakan Pembahasan dari tugas akhir ini, dimana teori dan rumusan yang ada pada bab sebelumnya digunakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Bab V berisikan kesimpulan dan saran, artinya setelah penulis melakukan penelitian terhadap ruas jalan yang diamati maka dapat ditarik suatu kesimpulan dan dapat memberikan suatu solusi.

Download

menentukan pola sirkulasi pengaturan lalu lintas pada sistem jaringan jalan

BAB.1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sistem jaringan jalan dalam kampus Universitas Jember (UNEJ) terdiri dari jaringan jalan kendaraan dan tempat parkir, jaringan jalan bagi pejalan kaki (pedestrian way) dan karakteristik areal parkir. Sistem jaringan jalan kampus UNEJ memberikan kemudahan aksesibilitas bagi jalan-jalan di eksternal kampus (Jalan Jawa, Jalan Mastrip, dan Jalan Kalimantan) yang ditunjukkan dengan adanya akses utama dan beberapa akses sekunder (ekonomi, UMC, SAC, FKG, dan FK). Menurut Black (1981), aksesibilitas adalah ukuran kenyamanan atau kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain dan mudah atau susahnya lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasi. Kemudahan aksesibilitas masuk dari luar UNEJ dari satu sisi menguntungkan dan di sisi lain menimbulkan dampak negatif.
Kemudahan aksesibilitas masuk dari luar menuju kampus UNEJ mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan kampus antara lain: (i) keamanan dan kenyamanan kampus berkurang, (ii) timbulnya polusi udara maupun suara akibat keluar masukknya kendaraan orang-orang di luar civitas akademika kampus, (iii) kapasitas jalan pada jalan-jalan eksternal kampus menurun, dan (iv) main entrance sebagai identitas kampus UNEJ kurang terlihat. Untuk itu dalam Master Plan UNEJ 2005-2015 disebutkan terdapat tiga alternatif dalam pola pengembangan sirkulasi, yaitu: (i) sistem sirkulasi dengan kondisi eksisting, (ii) sistem sirkulasi dengan tiga akses pintu masuk (satu pintu utama-Jl. Kalimantan dan dua pintu pendukung-Jl. Jawa dan Jl. Mastrip), dan (iii) sistem sirkulasi dengan satu akses pintu utama (Jl. Kalimantan).
Hidayah (2006) melakukan analisis decision support system aksesibilitas kampus UNEJ dari tiga pola sirkulasi yang disebutkan Master Plan UNEJ. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alternatif ke dua (tiga akses masuk) merupakan pilihan masyarakat kampus dan data sangat mendukung pilihan tersebut. Hal ini ditunjukkan dari nilai inconsistensi ratio kurang dari 0,1 (semua data dapat diterima). Pertimbangan yang paling penting dalam penentuan aksesibilitas adalah lingkungan (46,6%), kemudian diikuti sosial (29,6%) dan yang terakhir ekonomi (23,4%). Untuk prioritas ekonomi menunjukkan besar pilihan responden antara waktu tempuh perjalanan terhadap tingkat kecelakaan adalah berimbang, sedangkan untuk prioritas lingkungan (43,5%). Sementara untuk prioritas sosial pertimbangan keamanan lebih diutamakan oleh responden (56%). Namun demikian, pilihan ini kurang mewakili aspirasi masyarakat luar kampus mengingat keterbatasan jumlah responden dari luar kampus yang digunakan sebagai sampel.
Bertolak dari gambaran di atas, penelitian ini bermaksud melakukan analisis secara teknis terhadap pola sirkulasi di kampus UNEJ yang telah digariskan dalam Master Plan UNEJ 2005-2015. Analisis teknis yang dilakukan adalah dengan melakukan pembebanan lalu lintas terhadap jaringan jalan di lingkungan kampus UNEJ untuk setiap pola sirkulasi tersebut.

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kinerja sistem sirkulasi jaringan jalan pada kondisi eksiting?
2. Bagaimana kinerja sistem sirkulasi jaringan jalan dengan tiga akses pintu masuk (pintu utama Jl. Kalimantan dan dua pintu pendukung Jl. Jawa dan Jl. Mastrip)?
3. Bagaimana kinerja sistem sirkulasi jaringan jalan dengan satu akses pintu utama (Jl. Kalimantan)?
4. Bagaimana kondisi kinerja lalu lintas pada tahun 2010 dan 2015?

1.3 Tujuan Penelitian
Banyaknya akses jalan dari lingkungan kampus ke jalan eksternal kampus akan menurunkan kapasitas jalan eksternal kampus. Selain itu, banyaknya akses jalan menuju kampus akan menurunkan tingkat keamanan dan kenyamanan. Untuk meningkatkan keamanan di lingkungan kampus dan memberikan informasi kepada masyarakat serta kenyamanan bagi civitas akademika Universitas Jember dalam beraktivitas maka pengaturan akses masuk perlu dilakukan. Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan sistem pengaturan lalu lintas yang sesuai pada jaringan jalan di lingkungan Universitas Jember sebagai dampak pengaturan akses jalan masuk dengan analisis pembebanan lalu lintas. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui kinerja sistem sirkulasi jaringan jalan pada kondisi eksiting (eks).
2. Mengetahui kinerja sistem sirkulasi jaringan jalan dengan tiga akses pintu masuk (alternatif 2 = pintu utama Jl. Kalimantan dan dua pintu pendukung Jl. Jawa dan Jl. Mastrip).
3. Mengetahui Kinerja sistem sirkulasi jaringan jalan dengan satu akses pintu utama (alternatif 3 = Jl. Kalimantan).
4. Mengetahui kinerja sistem sirkulasi jaringan jalan di lingkungan Universitas Jember pada tahun 2010 dan 2015.

1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai aksesibilitas yang paling sesuai bagi pengaturan pintu masuk menuju Universitas Jember melalui studi simulasi yang dilakukan terhadap kondisi eksisting yang ada maupun simulasi yang lain, memberikan manfaat bagi pengguna jalan, baik jalan eksternal maupun jalan internal kampus Universitas Jember, baik mahasiswa, civitas akademika, maupun masyarakat. Hal yang terpenting yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah kontribusi yang positif dari penelitian ini yaitu untuk menentukan pola sirkulasi pengaturan lalu lintas pada sistem jaringan jalan di lingkungan kampus Universitas Jember.




1.5 Batasan Masalah Penelitian
1. Penelitian ini hanya melihat alternatif pada Master Plan dengan tiga alternatif:
a. Sistem sirkulasi dengan kondisi eksisting (eks).
b. Sistem sirkulasi dengan tiga akses pintu masuk (alt 2 = Pintu utama – Jl. Kalimantan dan dua pintu pendukung – Jl. Jawa dan Mastrip).
c. Sistem sirkulasi dengan satu akses pintu masuk utama (alt 3 = Jl. Kalimantan).
2. Penelitian ini hanya mempertimbangkan waktu dan jarak.
3. Penelitian ini menggunakan data tahun 2007.
4. Penelitian ini hanya mengkaji jalan-jalan internal di lingkungan Universitas Jember, dan 6 pintu masuk kampus yang tercantum dalam Master Plan Universitas Jember 2005-2015. Sedangkan untuk jalan-jalan tembusan (ilegal) yang tidak tercantum dalam Master Plan Universitas Jember tidak dikaji .
5. Penelitian ini hanya meninjau dari segi teknis, untuk pengaruh sosial yang ditimbulkan dari pola sirkulasi dari masing-masing alternatif telah dikaji pada penelitian sebelumnya.


Download

Merancang sistem gateway pengolah data radio paket yang dapat mengirim data berupa posisi dan informasi dari Fleet Management Terminal kapal dari stas

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara kepulauan, pulau-pulaunya
dibatasi oleh perairan-perairan. Kekayaan hayati di negara Indonesia
menghasilkan potensi yang sangat besar untuk diproduksi di berbagai
negara di dunia. Akan tetapi pengelolaan hasil laut di negeri ini kurang
bersaing dengan negara-negara maju Banyak kendala yang dihadapi
kapal-kapal penangkap ikan untuk mengexplorasi hasil kekayaan laut
yaitu sedikit saja yang memaksimalkan teknologi sistem navigasi untuk
bisa mendapatkan potensi hasil laut yang akan dicapai secara maksimal.
Terlebih pengembangan explorasi laut di Indonesia akan sulit jika tidak
ada penanganan secara teknologi yang berkaitan pengiriman informasi
jarak jauh. Sistem informasi manajemen kapal sebenarnya sudah
ada,VMS, yang penggunaannya diatur oleh undang-undang. Akan tetapi
VMS hanya wajib dilakukan untuk kapal dengan ukuran 100 GT ke
atas1 yang berfungsi untuk memantau kapal-kapal besar agar tidak
melakukan eksplorasi laut dengan cara yang ilegal. Tetapi melihat dari
fungsi pengiriman informasi dari fasilitas VMS yang sangat vital
seharusnya juga diterapkan pada kapal kecil untuk kepentingan rakyat.
Namun terjadi kontradiksi dengan hal itu, nelayan Indonesia pasti tidak
mampu jika investasi VMS yang mahal diterapkan pada kapal
penangkap ikan.
Oleh karena itu dirancang sistem pengiriman informasi dari
stasiun bergerak menuju stasiun tetap melalui jaringan radio paket
dengan investasi yang efisien. Dengan menggunakan sistem ini, posisi
kapal, pesan yang dibawa dari kapal, bahkan telemetri data dapat
dikirim secara periodik atau jika diminta untuk mengetahui kapan,
dimana maupun keadaan laut pada saat itu. Sehingga seluruh aktivitas,
potensi ikan yang akan diperoleh dapat dipantau dari jarak jauh.
Skenario komunikasi radio paket yang dipilih adalah dengan frekuensi
pembawa HF.
Jaringan komunikasi data yang akan dirancang dalam sistem
gateway berdasarkan standar protokol AX 25 yang mana dapat
1 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor : per.17/men/2006 tentang usaha
perikanan tangkap, pasal 78
1
mengolah data paket radio yang berasal dari stasiun bergerak yang berisi
posisi (dari GPS) dan informasi (dari Fleet Management terminal)
dengan harapan yang bisa dikontrol dan diakses pada server home
station. Sehingga melalui server, client yang ada pada wilayah yang
jauh, secara cepat dan tepat tahu kondisi dan jika diperlukan posisi dan
beberapa informasi lain mengenai alat transportasi perhubungan antar
pulau tersebut.
Sistem gateway menangani data digital yang menyatakan data
posisi GPS dan informasi seperti kecepatan angin, kadar garam dan lainlain
yang sudah dikemas menjadi sebuah paket radio HF dari modem
paket radio HF melalui interface computer RS232. Harapannya segala
bentuk informasi yang ada akan diproses dan diterjemahkan pada
database server kemudian dipublikasikan ke server base station lainnya
Aplikasi frekuensi HF yang ditransmisikan pada range frekuensi
3 MHz sampai 30 MHz banyak digunakan sebagai komunikasi jarak
jauh. Memang diakui jika frekuensi HF kehandalannya tidak terlalu baik
dan bandwithnya yang terbatas akan tetapi memiliki kelebihan yang
paling penting adalah gelombang radio HF yang dikirimkan pemancar
akan dipantulkan atau dibelokkan ketika mengenai ionosfer. Ketika
dipantulkan, gelombang HF akan kembali pada jarak tertentu dan sering
juga dipantulkan dari angkasa sehingga jarak penerimaannya jauh.
Kanal frekuensi HF dapat digunakan juga sebagai frekuensi
pembawa pengiriman data paket radio. Paket-paket radio tersebut dapat
membawa kemasan paket berupa posisi (dari GPS) kapal maupun
keadaan laut (dari Fleet Management terminal yang dilengkapi dengan
sensor-sensor) yang dapat dikirimkan secara wireless dari kapal menuju
server utama yang ada di darat. Namun data-data yang diperoleh tidak
secara langsung memiliki panjang data yang konstan. Panjang data yang
diambil dari sistem gateway tergantung permintaan dan dikirim secara
periodik. Harapan pembuatan sistem ini supaya dengan menumpangkan
protokol TCP/IP pada protokol AX 25, data tersebut dapat dipublikasi
secara online agar pengguna (pemilik kapal) yang online di internet
maupun client yang lain yang sudah terdaftar dapat mengetahui
keberadaan kapal atau keadaan laut saat itu.
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah:
2
1. Bagaimana cara membuat sistem gateway dan cara pengiriman data
paket radio, berupa posisi maupun informasi, menuju server base
station yang terletak di wilayah yang jauh ?
2. Bagaimana cara menangani data dan memilah data, berupa posisi
maupun informasi, yang berasal dari Fleet Management terminal
berdasarkan standar protokol AX 25?
3. Bagaimana cara menghubungkan jaringan yang berbasis protokol
AX 25 radio amatir ke jaringan yang berbasis TCP/IP Internet ?
4. Bagaimana mengatur dan memanajemen data dan terminal yang
masuk supaya terstruktur jika dibutuhkan pada sistem informasi
geografis ?
1.3 Batasan Penulisan
Dalam pengerjaan tugas akhir, permasalahan di atas dibatasi
dengan asumsi sebagai berikut :
1. Sistem gateway VmeS yang dimaksud adalah hubungan peralatanperalatan
tranceiver, modem, Fleet Management terminal dan
server base station dengan asumsi proses komunikasi data bisa
berjalan pada peralatan yang telah disebutkan di atas.
2. Ketika pengujian, input berasal dari pengolahan data ASCII
terminal melalui komunikasi serial yang berasal dari modem radio
paket sedangkan output dipakai sebagai data yang akan diproses di
aplikasi Fleet Management Server
3. Manajemen penggunaan akses jamak digunakan dalam protokol
AX25 dalam hal ini dibatasi dengan tidak dibahas protokol AX25
secara detail
4. Yang dianalisa tingkat keberhasilan Fleet Management terminal
mengirimkan data yang berupa posisi dan informasi lain dengan
berbagai optimalisasi konfigurasi hubungan menuju server yang
dipresentasikan dalam aplikasi Fleet Management Server dengan
parameter waktu keberhasilan data tiba di server dengan beberapa
variasi panjang data.
1.4 Tujuan
Penelitian pada tugas akhir ini bertujuan sebagai berikut :
1. Merancang sistem gateway pengolah data radio paket yang dapat
mengirim data berupa posisi dan informasi dari Fleet Management
Terminal kapal dari stasiun bergerak menuju base station
3
2. Mengetahui cara konfigurasi pada radio frekuensi kanal HF yang
paling optimal untuk membangun komunikasi data dari stasiun
bergerak
3. Mengintegrasikan sistem gateway VmeS dengan server base station
4. Menganalisis kinerja komunikasi data dari gateway terintegrasi
dengan terminal berdasarkan waktu datangnya data di server, waktu
penggunaan kanal, kemampuan kecepatan terminal dan panjang
data dikirim
1.5 Metodologi
Metodologi yang digunakan pada penelitian tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:
1. Studi Literatur
Langkah awal yang dikerjakan pada tugas akhir ini adalah studi
literatur, yaitu mencari informasi/ data mengenai sebagian / keseluruhan
sistem dari buku teks, jurnal, internet dan lain-lain
2. Perancangan Sistem
Perancangan sistem diterapkan dengan membuat sistem gateway
informasi bergerak, dimana metodologinya adalah sebagai berikut :
A. Pembuatan dan perancangan hardware
a. merencanakan format protokol dan cara pengiriman yang
diaplikasikan pada terminal
b. merencanakan konsep hardware yang dapat dipakai untuk
mengirimkan data dari stasiun bergerak dengan
menggunakan perangkat-perangkat yang mendukung untuk
pengiriman data pada kanal hf
B. Pembuatan dan perancangan software
a. merencanakan format data serial yang akan dikirim
b. membuat software yang dapat menerima dari serial dan
mempresentasikan data-data yang telah dikirim dari
terminal
C. Integrasi sistem hardware dan software
3. Pengambilan Data
Proses pengambilan data dengan cara mengakuisisi data radio
paket yang berasal dari modem kemudian menterjemahkan dan memilah
kemasan data radio paket yang beberapa data tersebut divisualisasikan
ke dalam aplikasi Fleet Management Server. Dari aplikasi tersebut
4
didapatkan parameter-parameter yang diukur berupa waktu penggunaan
kanal mengenai data yang dikirim berdasar kemampuan terminal dan
transmisi, panjang data dan lain-lain kemudian dibuat laporan data.
4. Analisa Sistem
Dari serangkaian metode diambil datanya kemudian dibuat
pengukuran parameter keakuratan dan keberhasilan pengiriman data
informasi dan posisi menuju server base station, dan cara membuat
konfigurasi sistem yang baik, jika berhasil dibuat laporan,dan jika
mengalami kekurangan akan diperbaiki dan dikembangkan kemudian
1.6 Sistematika Laporan
Untuk memudahkan pembahasan, maka tugas akhir ini akan
dibagi menjadi lima bab dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab ini meliputi latar belakang, permasalahan, batasan
masalah, tujuan, metodologi, sistematika penulisan dan
relevansi dari tugas akhir yang disusun.
Bab II : Teori Penunjang
Bab ini akan dijelaskan mengenai prinsip komunikasi data,
sistem gateway, model arsitektur TCP/IP, model referensi
OSI, jaringan komputer menggunakan radio paket dan cara
komunikasi dengan jaringan radio.
Bab III : Perancangan Sistem Gateway
Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah konfigurasi
perancangan sistem gateway, spesifikasi dan langkah teknis
penggunaan alat, dan penjelasan aplikasi Fleet management
Server
Bab IV : Analisa Data dan Pembahasan
Pada bab ini akan diuraikan mengenai pembahasan dan
analisa dari data yang telah diperoleh dari hasil pengukuran.
Bab V : Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh
dari hasil pengukuran dalam tugas akhir ini.
5
1.7 Relevansi
Hasil yang diperoleh dari tugas akhir ini diharapkan dapat
memberi manfaat berikut:
1. Menjadi referensi perencanaan jaringan komunikasi data di atas
frekuensi HF yang memberikan informasi yang berguna dibidang
transportasi yang dapat diterapkan ke dalam sistem informasi
geografis sehingga dapat memberikan peningkatan kualitas dan
kuantitas informasi data secara cepat, akurat dan murah
2. Menerapkan teknologi data paket radio di band sempit sebagai
penggunaan khusus dimana tidak dibutuhkan bandwith yang besar
sehingga lebih optimal dan efisien untuk pengiriman data yang
ukurannya relatif kecil dan tidak dibutuhkan untuk kecepatan tinggi
3. Mengimplementasikan semua potensi kelebihan radio pada
frekuensi pembawa HF yang berada di band sempit sehingga
informasi yang dikirimkan melalui sistem ini dapat dipublikasikan
ke khalayak umum yang berada di seluruh dunia secara online.

Download

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 LATAR BELAKANG
Pada saat sekarang ini, perpustakaan PENS masih menggunakan sistem katalog manual yang berbentuk buku dan kartu-kartu yang berisi data-data buku. Sistem ini sudah dianggap tidak efisien lagi mengingat pesatnya peningkatan jumlah judul dan jumlah buku. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu program database realtime via web browser yang dapat diakses oleh mahasiswa baik dari kampus maupun rumah.
Pemanfaatan teknologi internet dimaksudkan untuk kebutuhan akan penyampaian dan pencarian informasi yang cepat, sebab internet sebagai jaringan yang sangat luas merupakan sarana yang efektif dan efisien untuk penyampaian dan pencarian informasi.
Pada proyek akhir ini dibuat suatu sistem informasi perpustakaan berbasis web secara online. Sistem database realtime ini dirasa sangat efektif karena dirancang untuk memberikan pelayanan berupa informasi tentang buku-buku yang tersedia beserta isinya, sehingga user dapat mengetahui / mencari buku yang dimaksud dengan hanya meng-klik mouse.


1.2 TUJUAN
Merancang dan membangun sistem informasi perpustakaan untuk mempermudah mahasiswa atau pengguna perpustakaan mencari buku-buku secara online dengan menggunakan sistem operasi linux.

1.3 BATASAN MASALAH
Dalam pembuatan proyek akhir ini dititik beratkan pada komunikasi data pada web interaktif untuk pencarian buku secara online dengan menggunakan sistem database MySQL dan bahasa script PHP serta tampilan (layout) web site dengan Macromedia Dreamweaver, yang kesemuanya dirancang dengan menggunakan sistem operasi linux. Alasan penulis menggunakan PHP adalah karena PHP merupakan freeware sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mendapatkannya, fasilitas trace kesalahan yang mudah dilakukan dan dipahami dalam browser, mudah dikoneksikan dengan database serta memiliki tingkat sekuritas yang tinggi.

1.2 KERANGKA PEMBAHASAN
Buku Proyek Akhir ini mempunyai kerangka pembahasan sebagai berikut :
JUDUL
Judul yang dipilih adalah : “Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan berbasis Web .”

PENGESAHAN
Lembar Pengesahan dari dosen pembimbing dan penguji.

ABSTRAK
Berisi gambaran umum dan garis besar dari Proyek Akhir ini.

BAB I : PENDAHULUAN
Membahas hal-hal yang melatarbelakangi pemilihan judul, tujuan, masalah, pembatasan masalah, dan metode pembahasan masalah.

BAB II : TEORI PENUNJANG
Berisi ulasan teori dasar tentang teknologi jaringan komputer, logika pemrograman, sistem database, web server, dan scripting.

BAB III : PERENCANAAN DAN PEMBUATAN
Membahas secara rinci perencanaan dan pembuatan sistem database serta query, tampilan(layout) sistem informasi perpustakaan berbasis web, yang terdiri atas konfigurasi sistem prinsip kerja database sistem dan menampilkan data pada client serta scripting sistem informasi perpustakaan berbasis web.

BAB IV : ANALISA DAN PENGUJIAN
Berisi analisa dan pengujian terhadap hasil Proyek Akhir.

BAB V : PENUTUP
Berisi kesimpulan yang diambil berdasarkan hasil analisa, serta saran-saran dari pelaksanaan proyek akhir.

DAFTAR PUSTAKA
Berisi literature yang dipakai sebagai referensi Proyek Akhir.

LAMPIRAN
Memuat lembaran-lembaran pendukung laporan, seperti : lampiran gambar, lampiran tabel, lampiran listing program

Download

HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN PERHATIAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA

Disadari atau tidak, menurunnya kualitas pendidikan merupakan tanggung jawab kita bersama. Walaupun seorang guru sudah berbuat yang terbaik menurut prosedur yang ada tanpa dukungan dari berbagai pihak, niscaya tujuan pendidikan tidak akan tercapai dengan baik. Di sinilah kita perlu memadukan antara faktor lingkungan dengan faktor alami berupa potensi yang dimiliki anak itu sendiri.
Faktor potensi anak yang tak kalah pentingnya adalah minat belajar anak-anak yang kurang memiliki minat dalam belajar, maka akan menunjang suatu sikap dan prilaku yang membias dari anak normal lainnya. Misalnya saja anak sering membolos, tidak antusias dalam belajar, sering membuat kegundahan dalam kelas, pessimis, agresif dan sering memberontak. Hal semacam ini akan teraplikasikan pada pencapaian tujuan pembelajaran yang menurun atau prestasinya menurun.
Olehnya itu, penulis berinisiatif untuk mengkaji lebih mendalam melalui kegiatan penelitian ini yang erat kaitannya dengan masalah minat dan perhatian belajar anak, dalam mempelajari mata pelajaran IPA-Biologi yang akan berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap prestasi yang dicapainya.

B. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang di atas, maka penulis membatasi diri untuk mengkaji variabel-variabel yang ada dalam bentuk rumusan masalah yang menjadi fokus perhatian dan penelitian ini. Adapun rumusan masalah yang penulis maksudkan adalah:
1. Bagaimanakah tingkat minat dan perhatian belajar siswa, khususnya mata pelajaran IPA-Biologi pada SDN Labuang Baji I Makassar.
2. Bagaimanakah tingkat prestasi belajar siswa, khususnya mata pelajaran IPA-Biologi pada pada SDN Labuang Baji I Makassar.
3. Bagaimanakah hubungan antara minat dan perhatian dengan prestasi belajar siswa, khususnya mata pelajaran IPA-Biologi SDN Labuang Baji I Makassar.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat minat dan perhatian belajar siswa mata pelajaran IPA-Biologi pada SDN Labuang Baji I Makassar.
2. Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa mata pelajaran IPA-Biologi pada SDN Labuang Baji I Makassar.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara minat dan perhatian belajar dengan prestasi belajar IPA-Biologi siswa SDN Labuang Baji I Makassar.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang akan diperoleh melalui penelitian ini antara lain:
1. Dengan mengetahui tingkat minat dan perhatian belajar siswa menjadi sumber informasi bagi seorang guru untuk lebih menumbuh-kembangkan minat belajar siswanya.
2. Dengan mengetahui tingkat minat dan perhatian belajar siswa menjadi sumber iklim yang kondusif agar anak secara leluasa dapat mengembangkan minat dan bakat yang dimilikinya.
3. Diharapkan semua dapat lembaga yang terkait dalam bidang pendidikan agar dapat memperbaiki sistem yang ada supaya anak dapat mencapai tingkat perkembangan yang optimal.
4. Sebagai salah satu bahan referensi bacaan yang dapat dijadikan sumber informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengembangkan ilmu pengertahuan dan teknologi pada umumnya dan penelitian pada khususnya.

E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah dan pengkajian terhadap literatur yang relevan, maka ditarik suatu hipotesis, dimana hal ini dimaksudkan sebagai pengarah, pedoman dan tuntunan dalam pelaksanan pengumpulan maupun pengolahan data penelitian, baik data di lapangan maupun data melalui literatur. Adapun hipotesis yang dimaksud adalah: “Terdapat hubungan yang signifikan antara minat dan perhatian dengan prestasi belajar IPA-Biologi siswa SDN Labuang Baji I Makassar”.

Download

EFEKTIVITAS PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PENGAJARAN IPA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD

A. Latar Belakang Masalah
Masalah pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks, karena terkait dengan masalah kuantitas, masalah kualitas, masalah relevansi dan masalah efektivitas. Masalah kuantitas timbulsebagai akibat hubungan antara pertumbuhan sistem pendidikan dan pertumbuhan penduduk.
Masalah kualitas adalah masalah bagaimana meningkatkan kemampuan sumber daya manusia. Masalah kualitas pendidikan merupakan masalah yang cukup serius di dalam rangka kelangsungan hidup brbangsa dan bernegara, dakam konteks hubungan bangsa dengan beradapan dunia. Penanganan masalah aspek kualitas berhubungan erat dengan penanganan aspek kuantitas, oleh karenannya perlu ada keseimbangan antara keduanya.
Masalah relevansi timbul dari hubungan antara sistem pendidikan dan pembangunan nasional, dan harapan masyarakat tentang peningkatan output pendidikan. Masalah efektivitas merupakan masalah kemampuan pelaksanaan pendidikan. Sedangkan masalah efisiensi pada hakekatnya juga merupakan masalah pengelolaan pendidikan.
Sehubungan dengan aspek permasalahan aspek di atas pemerintah telah banyak melakukan serangkaian kegiatan secara terus menerus melalui tahapan pembangunan di bidang pendidikan. Kesemunya diarahkan pada pencapaian peningkatan mutu pendidikan atau menyangkut aspek kualitas pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas, maka pembangunan pendidikan sekarang harus mengalami perubahan. Misalnya penyampaian pelajaran tidaklah cukup dengan mengutarakan secara tulisan saja. Ini berarti bahwa sistem intruksional menghendaki para pengajar berusaha menjadikan keterlibatan mental maupun fisik siswa dalam proses pengajaran. Sehingga pengajaran yang efektif dan berhasil guna dapat tercapai untuk menunjang pencapaian tujuan. Hal ini menuntut pihak pengajar sedapat mungkin mencari pola organisasi pengajaran yang tepat sebagai alternatif yang sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan. Salah satu acuannya adalah analisis materi atau strukturisasi konsep.
Untuk mewujudkan harapan tersebut di atas, perlu dilakukan pembaharuan pendidikan yang dituangkan dalam berbagai program pembaharuan pendidikan. Misalnya perubahan kurikulum, pemberdayaan guru-guru bidang studi melalui penataran, pengadaan buku-buku paket serta pemilihan metode dan pendekatan pengajaran yang tepat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu “Apakah penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam pengajaran IPA berpengaruh atau efektif terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Inpres Pajjai Makassar khususnya mata pelajaran IPA ”.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan penelitian yakni untuk mengetahui apakah penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam pengajaran IPA berpengaruh atau efektif terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Inpres Pajjai Makassar khususnya mata pelajaran IPA.
2. Manfaat Penelitian
Secara umum diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi peserta didik, pendidik, lembaga pendidikan dalam meningktakan kualitas pendidikan. Secara khusus penelitian ini diharapkan memberikan informasi tentang bagaimana pengaruh pendekatan keterampilan proses dalam pengajaran IPA yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan melakukan pengajaran IPA di Sekolah Dasar.
D. Variabel dan Definisi Operasional.
Agar dapat dipahami arah dan tujuan penelitian ini, dipandang perlu memberikan gambaran tentang variabel penelitian yang sekaligus sebagai batasan operasional.
1. Pendekatan Keterampilan proses
Yang dimaksudkan di sini adalah pendekatan dalam melakukan keinginan pengajaran IPA yang menekankan pada keterampilan mengamati, mengumpulkan data, menemukan persamaan dan perbedaan materi yang dikaji. Pada gilirannya diharapkan siswa dalam belajarnya menggunakan pengetahuan atau perolehnya.
2. Prestasi Belajar IPA
Prestasi belajar yang dimaksud di sini adalah hasil perolehan siswa setelah dilakukan testing terhadap materi yang telah diajarkan dengan pendekatan keterampilan proses.
E. Hipotesis Penelitian
Untuk memberikan arah terhadap kesimpulan yang hendak dicapai, maka perlu dirumuskan hipotesis, sebagai berikut : Penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam pengajaran IPA berpengaruh secara efektif terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Inpres Pajjai Makassar, khususnya mata pelajaran IPA.

Download
ISI DARI POP UP